Rahmat Kasih Sayang Allah
Rahmat Kasih Sayang Allah
Sebelumnya,
penulis telah bercerita tentang "Dialog antara Padi dan Kotoran
Manusia" yang berujung pada kesimpulan adanya Rahmat- kasih sayang
Allah SWT. Namun, apa sebenarnya rahmat itu? Apakah seorang kafir juga
memperoleh rahmat itu? berikut ini keterangannya.
Rahmat
Allah adalah kasih sayang Allah yang dilimpahkan-Nya
kepada segenap makhluk-Nya. Rahmat Allah itu ada yang bersifat umum dan
ada yang bersifat khusus. Yang bersifat umum diberikan oleh Allah SWT
kepada semua makhluk secara keseluruhan, seperti rahmat siang dan malam
(QS. 28:73), rahmat angin dan udara (QS. 30:48-50),
rahmat suami isteri (QS. 30:31), dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat
khusus diberikan kepada orang-orang tertentu seperti rahmat mendapat
anak setelah lama berkeluarga, rahmat harta benda yang cukup, rahmat
anak-anak yang saleh, rahmat ilmu yang bermanfaat
dan lain sebagainya.
Di antara sifat-sifat Allah adalah pemberi rahmat. Allah mempunyai nama Ar-Rahmandan Ar-Rahim. Dengan Rahman-Nya,
Allah menciptakan alam semesta, menciptakan segala fasilitas
alam yang dibutuhkan oleh semua makhluk (manusia) tanpa membeda-bedakan
ketatatan atau kedurhakannya kepada Allah. Tapi rahmat itu bersifat
sementara di dunia saja. Di akhirat nanti, Allah hanya akan memberikan
rahmat dari sifat Rahim-Nya kepada
orang-orang yang beriman dan taat kepada-Nya. Dengan kata lain, rahmat yang terpancar dari Rahman-Nya Allah berarti umum dan sementara (di dunia), sedangkan rahmat yang terpancar dari Rahim-Nya Allah bersifat khusus dan berkesinambungan
sampai di akhirat.
Perwujudan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim selalau
dapat dirasakan ada di mana-mana. Sebagaimana Allah telah menciptakan
dalam alam semesta ini serba berpasangan, yang menurut istilah
Alquran disebut "Zaujain", bukan berlawanan. Ada baik dan buruk, ada
duka dan suka, laki-laki dan wanita, ada langit dan bumi, ada panas dan
dingin, ada api dan air, dan lain sebagainya. Semua itu pada hakikatnya
adalah suatu kenyataan adanya rahmat. Orang
tidak akan menghargai rasa sehat kalau ia tidak pernah merasakan apa
yang dinamakan sakit. Seorang pemuda, mungkin belum bisa menilai harga
kemudaannya di saat ia masih segar bugar, ganteng atau cantik. Namun
setelah ia beranjak usia 60 tahun, merasa keudzurannya,
lelah tenaganya, menurun kemampuannya, saat inilah ia dapat merasakan
betapa besarnya harga dan nilai kemudaannya.
Ada dua orang ulama sedang berbincang-bincang dengan santai, membicarakan "rahmat". pembicaraan sampai pada tingkat "apakah
neraka itu rahmat?"
Ulama A : Kalau menurut anda bahwa Rahmat Allah itu ada di mana-mana, apakah rahmat Allah juga ada di neraka?
Ulama B :
Orang yang dimasukkan ke neraka
adalah menerima azab, bukan menerima nikmat. Tetapi pada hakikatnya,
bahwa di sana terlihat keadilan Allah. Keadilan itu adalah bagian
daripada "rahmat-Nya". Bila orang yang bersalah dan zalim tidak dihukum,
berarti tidak ada keadilan. Dengan tidak adanya
keadilan, berarti tidak ada pula yang namanya rahmat.
Allah
memberikan rahmat-Nya kepada makhluk bukan karena diminta atau
dituntut, tapi adalah karena Allah sendiri sudah mewajibkan diri-Nya
memberi rahmat (QS. 6:12). Rahmat Allah SWT
sangat luas (QS. 7:152). Dalam salah satu hadis disebutkan bahwa Allah
SWT memiliki seratus rahmat, satu rahmat di antaranya diturunkan-Nya dan
dibagikan antara jin, manusia, hewan, dan makhluk lainnya. Dengan
rahmat yang satu itu semua makhluk saling sayang
menyayangi dan kasih mengasihi. Rahmat yang 99 lagi disediakan Allah
untuk hamba-hamba yang dikasihi-Nya di akhirat nanti. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Rahmat Allah lebih luas dari azab-Nya. Oleh sebab itu, tidak seorang pun boleh berputus
asa dari rahmat Allah. Hanya orang-orang kafir saja yang berputus asa dari rahmat Allah (QS. 12:87).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar