Kamis, 05 September 2013

RAHMAT

Rahmat Kasih Sayang Allah

Rahmat Kasih Sayang Allah

 
Sebelumnya, penulis telah bercerita tentang "Dialog antara Padi dan Kotoran Manusia" yang berujung pada kesimpulan adanya Rahmat- kasih sayang Allah SWT. Namun, apa sebenarnya rahmat itu? Apakah seorang kafir juga memperoleh rahmat itu? berikut ini keterangannya.
Rahmat Allah adalah kasih sayang Allah yang dilimpahkan-Nya kepada segenap makhluk-Nya. Rahmat Allah itu ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Yang bersifat umum diberikan oleh Allah SWT kepada semua makhluk secara keseluruhan, seperti rahmat siang dan malam (QS. 28:73), rahmat angin dan udara (QS. 30:48-50), rahmat suami isteri (QS. 30:31), dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat khusus diberikan kepada orang-orang tertentu seperti rahmat mendapat anak setelah lama berkeluarga, rahmat harta benda yang cukup, rahmat anak-anak yang saleh, rahmat ilmu yang bermanfaat dan lain sebagainya.
Di antara sifat-sifat Allah adalah pemberi rahmat. Allah mempunyai nama Ar-Rahmandan Ar-Rahim. Dengan Rahman-Nya, Allah menciptakan alam semesta, menciptakan segala fasilitas alam yang dibutuhkan oleh semua makhluk (manusia) tanpa membeda-bedakan ketatatan atau kedurhakannya kepada Allah. Tapi rahmat itu bersifat sementara di dunia saja. Di akhirat nanti, Allah hanya akan memberikan rahmat dari sifat Rahim-Nya kepada orang-orang yang beriman dan taat kepada-Nya. Dengan kata lain, rahmat yang terpancar dari Rahman-Nya Allah berarti umum dan sementara (di dunia), sedangkan rahmat yang terpancar dari Rahim-Nya Allah bersifat khusus dan berkesinambungan sampai di akhirat.
Perwujudan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim selalau dapat dirasakan ada di mana-mana. Sebagaimana Allah telah menciptakan dalam alam semesta ini serba berpasangan, yang menurut istilah Alquran disebut "Zaujain", bukan berlawanan. Ada baik dan buruk, ada duka dan suka, laki-laki dan wanita, ada langit dan bumi, ada panas dan dingin, ada api dan air, dan lain sebagainya. Semua itu pada hakikatnya adalah suatu kenyataan adanya rahmat. Orang tidak akan menghargai rasa sehat kalau ia tidak pernah merasakan apa yang dinamakan sakit. Seorang pemuda, mungkin belum bisa menilai harga kemudaannya di saat ia masih segar bugar, ganteng atau cantik. Namun setelah ia beranjak usia 60 tahun, merasa keudzurannya, lelah tenaganya, menurun kemampuannya, saat inilah ia dapat merasakan betapa besarnya harga dan nilai kemudaannya.
Ada dua orang ulama sedang berbincang-bincang dengan santai, membicarakan "rahmat". pembicaraan sampai pada tingkat "apakah neraka itu rahmat?"
Ulama A : Kalau menurut anda bahwa Rahmat Allah itu ada di mana-mana, apakah rahmat Allah juga ada di neraka?
Ulama B : Orang yang dimasukkan ke neraka adalah menerima azab, bukan menerima nikmat. Tetapi pada hakikatnya, bahwa di sana terlihat keadilan Allah. Keadilan itu adalah bagian daripada "rahmat-Nya". Bila orang yang bersalah dan zalim tidak dihukum, berarti tidak ada keadilan. Dengan tidak adanya keadilan, berarti tidak ada pula yang namanya rahmat.
Allah memberikan rahmat-Nya kepada makhluk bukan karena diminta atau dituntut, tapi adalah karena Allah sendiri sudah mewajibkan diri-Nya memberi rahmat (QS. 6:12). Rahmat Allah SWT sangat luas (QS. 7:152). Dalam salah satu hadis disebutkan bahwa Allah SWT memiliki seratus rahmat, satu rahmat di antaranya diturunkan-Nya dan dibagikan antara jin, manusia, hewan, dan makhluk lainnya. Dengan rahmat yang satu itu semua makhluk saling sayang menyayangi dan kasih mengasihi. Rahmat yang 99 lagi disediakan Allah untuk hamba-hamba yang dikasihi-Nya di akhirat nanti. (HR. Bukhari dan Muslim)
Rahmat Allah lebih luas dari azab-Nya. Oleh sebab itu, tidak seorang pun boleh berputus asa dari rahmat Allah. Hanya orang-orang kafir saja yang berputus asa dari rahmat Allah (QS. 12:87).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar